1.
Skala Likert
Skala
Linkert : digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Contoh :.
Preferensi Preferensi Preferensi
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1.Sangat Positif
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1.Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2.Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3.Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tidak pernah 4.Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5.Sangat Negatif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3.Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tidak pernah 4.Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5.Sangat Negatif
Untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi nilai skor,
Misalnya : sangat setuju/setuju/sangat positif diberi skor 5, selanjutnya
setuju/sering/positif diberi skor 4 dan seterusnya.
Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat
unfavorable (negatif).
Jawaban
setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
Item
Favorable: sangat
setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat
tidak setuju/baik (1)
Item
Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/
baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Insrtumen penelitian yang
menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist
Contoh Bentuk checklist
Berilah jawaban pernyataan berikut
sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda (X) pada Kolom yang
tersedia.
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
RG : Ragu-ragu
TS : Tidak
Setuju
STS : Sangat Tidak
Setuju
Contoh bentuk pilihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap
pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda
lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.
Arif Luqman Nadhirin akan segera menduduki jabatan manager pada perusahaan
kita.
a. Sangat Setuju
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Dengan bentuk pilihan ganda itu,
maka jawaban dapat diletakan pada tempat yang berbeda-beda. Untuk jawaban di
atas “Sangat Setuju” diletakan pada nomor pertama. Untuk item selanjutnya
jawaban :Sangat Setuju” dapat diletakan pada nomot terakhir. Pada bentuk
checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu.
Tapi dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal singkat
pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih
menarik
2.
Skala Guttman
Skala Guttman sering pula disebut sebagai teknik
kumulatif. Guttman mengembangkan teknik ini guna mengatasi problem yang dihadapi
oleh Likert maupun Thurstone. Di samping itu, skala Guttman mempunyai asumsi,
seperti yang dinyatakan (Babbie, 1983:184) is based on the fact that some items
under consideration may prove to be harder indicators of the variable than
others. (Dasar dari fakta di mana beberapa item di bawah pertimbangan yang
harus dibuktikan menjadi petunjuk kuat satu variabel dibanding variabel
lainnya).
Teknik tersebut dilihat dari sifat-sifatnya sebagai
skala yang memiliki dimensi tunggal. Tujuan utama pembuatan skala model ini
pada prinsipnya adalah untuk menentukan, jika sikap yang diteliti benar-benar
mencakup satu dimensi, (Miller, 1977:89). Sikap dikatakan berdimensi tunggal
bila sikap tersebut menghasilkan skala kumulatif. Sebagai contoh, jika seorang
responden yang setuju terhadap item 2, maka ia berarti juga setuju terhadap
item nomor 1, sedangkan seorang responden yang setuju dengan item 3 juga
berarti ia setuju pada item nomor 2 dan 1 dan seterusnya. Dengan kata lain,
seseorang yang setuju pada item tertentu dalam tipe skala akan mempunyai skor
yang lebih tinggi pada skala total daripada seseorang yang tidak setuju pada
item tersebut.
Responden, sebagai contohnya ditanyakan tentang apakah
setuju atau tidak terhadap peran organisasi guru dan orang tua.
a. Asosiasi
guru-orang tua murid mempunyai peran penting dalam perkembangan sekolah.
b. Asosiasi guru-orang tua murid mempunyai pengaruh kuat terhadap perkembangan sekolah.
c. Asosiasi guru-orang tua murid merupakan organisasi penting untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Ketika membuat skala kumulatif, seorang peneliti harus menentukan, pertama, apakah semua item membentuk skala berdimensi tunggal. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dapat menganalisis reproduksi jawaban, yaitu proporsi prediksi kemudian dibuat dengan menggunakan jawaban item-item utama. Kemudian bentuk jawaban yang sebenarnya dipelajari, dan pengukuran dibuat dengan mempertim¬bangkan respons yang reproduktif terhadap skor total. Skala Guttman mungkin merupakan teknik skala pengukuran yang paling populer dan banyak digunakan pada penelitian sosial.
b. Asosiasi guru-orang tua murid mempunyai pengaruh kuat terhadap perkembangan sekolah.
c. Asosiasi guru-orang tua murid merupakan organisasi penting untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Ketika membuat skala kumulatif, seorang peneliti harus menentukan, pertama, apakah semua item membentuk skala berdimensi tunggal. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dapat menganalisis reproduksi jawaban, yaitu proporsi prediksi kemudian dibuat dengan menggunakan jawaban item-item utama. Kemudian bentuk jawaban yang sebenarnya dipelajari, dan pengukuran dibuat dengan mempertim¬bangkan respons yang reproduktif terhadap skor total. Skala Guttman mungkin merupakan teknik skala pengukuran yang paling populer dan banyak digunakan pada penelitian sosial.
3. Semantik Differensial
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap,
tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam
satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan
garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau
sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala
semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Berikut contoh penggunaan skala semantic differential mengenai gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Responden
yang member penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap gaya kepemimpinan
kepala sekolah adalah sangat positif; sedangkan responden yang memberikan
penilaian angka 1 persepsi kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat negative.
4.
Rating Scale
Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak
senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan
data kualitatif. Dalam skala model Rating Scale, responden tidak akan menjawab
salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah
satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu Rating Scale
ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk
mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk
mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.Yang
penting dalam Rating Scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang
diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu
memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama
maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2. Contoh “Beri tanda silang (x) pada
angka yang sesuai dengan penilaian Anda terhadap pelayanan PT. Telkomsel !”
Sangat
Sangat
Buruk Baik
1
2
3 4
5
6
7
8
9 10
Rating
Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. Rating Scale
merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai
butir-butir atau item. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
pengertian Rating Scale adalah salah
satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang
sifat / ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat
secara bertingkat.
Penilaian
yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap perilaku
orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial dengan
orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur penilaian terdapat dalam
pernyataan pandangan pribadi dari orang yang menilai subyek tertentu pada
masing-masing sifat atau sikap yang tercantum dalam daftar. Penilaian
itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyak
sekali atau antara tidak ada dan sangat ada.
Karena penilaian yang diberikan
merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan bersifat subyektif, skala
penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak berarti untuk mendapatkan
gambaran yang agak obyektif tentang orang yang dinilai. Untuk itu dibutuhkan
beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa orang, yang kemudian
dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang kepribadian
seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.
a.
Kegunaan
Pemakaian Rating Scale
Hasil observasi dapat
dikuantifikasikan beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa
terhadap sejumlah alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu (
ratings ) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup
terandalkan.
b.
Kesalahan-kesalahan
dalam Rating Scale
1)
Pengamat membuat generalisasi
mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul akrab dengan siswa
2)
Pengamat tidak berani untuk
memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang dan karena itu menilai
suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error ofcentral tendency ).
3)
Pengamat membiarkan dirinya
terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua sikap atau sifat yang dinilai
sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannya terhadap item lain
cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat kurang ( hallo
effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap seorang
siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih gradasi
kurang pada item-item yang lain.
4)
Pengamat tidak menangkap maksud dari
butir-butir dalam daftar dan kemudian mengartikannya menurut interprestasi
sendiri ( logical error )
5)
Pengamat kurang memisahkan jawaban
terhadap butir yang satu dari jawaban terhadap butir yang lain ( carry over
effect ).
c.
Bentuk-bentuk
Rating Scale
Terdapat beberapa bentuk rating
scale antara lain :
1)
Skala
Numerik/Kuantitatif
Skala ini menggunakan angka-angka (
skor-skor ) untuk menunjukan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada
masing-masing angka.
2)
Skala Penilaian Grafis
Skala menggunakan suatu garis
sebagai kontinum. Gradasi-gradasi ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan
deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya Pengamat memberikan tanda silang
di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.
3)
Daftar Cek
Skala ini mempunyai item dalam tes
hasil belajar, bentuk obyektif dengan type pilihan berganda ( multiple choice
). Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat
sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan.
Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di ruang yang disediakan.
Contoh:
Seberapa baik ruang kerja yang ada di perusahaan anda?
Beri jawaban angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila
tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak
baik
Jawablah dengan melingkari nomor
jawaban yang tersedia :
No. Item
|
Pertanyaan tata ruang kantor
|
Interval jawaban
|
1
|
Penataa meja kerja sehingga arus kerja menjadi
pendek
|
4
3 2 1
|
2
|
Pencahayaan alam tiap ruangan
|
4
3 2 1
|
3
|
…………….
|
5. SKALA THURSTONE
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan
memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor
dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala
Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan
variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai
relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada
skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan
sangat relevan.
Pernyataan
yang diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone untuk tidak terlalu
b-anyak, diperkirakan antara 5 sampai 10 butir pertanyaan atau pernyataan.
Pembuatan skala Thurstone dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti
berikut.
a.
Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yang
merepresentasikan secara luas perbedaan tingkat, disenangi, netral, dan tidak
disenangi terhadap suatu objek atau subjek yang hendak diteliti.
b.
Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yang
cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar dapat memilih ke dalam 11
tingkatan kategori tersebut. Kategori A terdiri atas pernyataan yang dianggap
disenangi atau favorit, E F netral, dan J K merupakan kategori tidak disenangi
atau tidak favorit.
c.
Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, dengan pertimbangan penilaian
terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan
persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
d.
Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, dan pernyataan yang mempunyai nilai
bersamaan digunakan untuk pembuatan skala.
Skor
tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat prasangka terhadap sifat yang
ingin diteliti. Skor terendah berarti responden mempunyai sifat favorit
terhadap sifat yang ingin diteliti.
Skala Thurstone tidak terlalu banyak digunakan sebagai instrumen di bidang pendidikan karena model ini mempunyai beberapa kelemahan yang di antaranya seperti berikut.
a. Memerlukan terlalu banyak pekerjaan untuk membuat skala.
b.
Nilai pada skala yang telah dibuat memungkinkan pada skor sama mempunyai sikap
berbeda.
c.
Nilai yang dibuat dipengaruhi oleh sikap para juri atau penilai. d. Memerlukan
tim penilai yang objektif.
Sumber: Nazir,
M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Sukardi, Ph.D., Metodologi Penelitian Pendidikan
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukuran-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar